Setiapdari kacamata asli Ray-ban dibuat dari kualitas tinggi. Bahkan, untuk bagian bantalan hidung dibuat dengan bahan berkualitas tinggi. Bantalan hidung harus dibuat dengan bahan karet yang nyaman, tidak rapuh dan tidak licin. Anda juga harus menemukan logo “RB” yang timbul pada pusat-pusat logam bantalan hidung.
Bingungmemilih kacamata yang pas untuk wajahmu. Hal yang perlu dihindarai adalah bingkai bundar dan gagang kacamata tebal dan warna gelap. Khususnya buat kamu yang merasa mempunyai wajah bulat dan hidung pesek. Dikutip dari laman Vint York berikut beberapa tips memilih model kacamata untuk hidung pesek dan berwajah bulat. Pilih
3 Essilor. 4. Calvin Klein Lens. 5. Lensa Oakley. Tabel Harga Lensa Kacamata Terbaik. Sebagai alat bantu penglihatan, memilih lensa kacamata terbaik merupakan pertimbangan utama. Ketika hendak membeli kacamata, pada dasarnya Anda sedang menentukan kualitas lensa yang dipilih.
1 Resep lensa kacamata yang salah. Memakai kacamata minus yang tidak sesuai biasanya akibat dari resep kacamata yang kurang tepat. Tidak menutup kemungkinan terjadi kesalahan selama pemeriksaan mata. Alhasil, hasil resep kacamata ternyata tak sesuai dengan kondisi mata Anda yang sebenarnya. 2.
Padaresep kacamata dari dokter, CYL menunjukkan apakah Anda mempunyai mata silinder atau tidak, beserta dengan jumlah kekuatan lensa untuk silinder. Jika tidak ada angka dituliskan dalam kolom ini, artinya Anda tidak mempunyai mata silinder atau silinder Anda sangat sedikit sehingga Anda tidak perlu menggunakan kacamata dengan lensa silinder.
a439i. Pemeriksaan mata secara rutin penting dilakukan untuk memastikan kondisi mata dan fungsi indra penglihatan Anda tetap sehat dan terjaga. Saat menjalaninya, ada beberapa tes dan pemeriksaan mata yang dapat dilakukan oleh dokter spesialis mata. Kesehatan mata sangat penting untuk dijaga. Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar mata tetap sehat, mulai dari konsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, tidak merokok, membatasi waktu di depan layar, hingga menggunakan kacamata hitam ketika beraktivitas di bawah terik matahari. Selain beberapa cara tersebut, upaya untuk memelihara kesehatan mata juga perlu dilakukan dengan menjalani pemeriksaan mata secara rutin. Tenaga Kesehatan yang Berperan Dalam Pemeriksaan Mata Pemeriksaan mata berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan mata agar penyakit mata dan gangguan fungsi penglihatan dapat dideteksi sedini mungkin. Dengan demikian, langkah penanganan pun bisa segera dilakukan apabila terdapat masalah pada mata. Pemeriksaan mata bisa dilakukan oleh dokter spesialis mata dan dibantu oleh tenaga kesehatan lain, yaitu Optometris Optrometris bertugas untuk menjalankan visus mata, yaitu pemeriksaan untuk menentukan apakah jarak pandangan mata masih normal atau tidak. Dengan pemeriksaan ini, seorang optometris dapat mengetahui apakah pasien mengalami kelainan refraksi mata. Ahli kacamata Optisien Optisien bertugas untuk membuat kacamata atau menyiapkan lensa kontak berdasarkan resep dari dokter mata. Selain membuat kacamata, optisien juga dapat melakukan pemeriksaan guna menentukan apakah kacamata yang sedang digunakan oleh pasien masih cocok dipakai atau perlu diganti. Berbagai Jenis Pemeriksaan Mata Ketika Anda menjalani pemeriksaan mata, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan dan tes penunjang untuk mengevaluasi kinerja seluruh bagian mata beserta fungsinya. Berikut ini adalah beberapa jenis pemeriksaan mata yang umum dilakukan 1. Pemeriksaan fisik mata Pertama-tama, dokter akan menanyakan terlebih dahulu apakah pasien memiliki keluhan pada mata atau penglihatan. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mata, seperti bagian dalam kelopak mata, kornea, sklera, lensa mata, pupil, iris, serta cairan di dalam bola mata. Sedangkan, bagian mata yang lebih dalam, seperti pembuluh darah, saraf mata, dan retina, akan dilakukan dengan menggunakan alat oftalmoskop. 2. Pemeriksaan gerakan otot mata Tes ini bertujuan untuk menilai kekuatan otot mata dalam menggerakkan bola mata. Pada pemeriksaan ini, dokter akan meminta pasien menutup dan membuka kelopak mata lalu mengikuti gerakan jari dokter atau objek lainnya. 3. Tes ketajaman penglihatan uji refraksi Prosedur ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jelas penglihatan pasien ketika melihat suatu objek pada jarak tertentu. Tes ketajaman penglihatan umumnya dilakukan menggunakan kartu Snellen yang terdiri dari beberapa huruf dan angka dengan ukuran yang bervariasi. Saat menjalani tes ini, pasien akan diminta membaca huruf atau angka pada kartu Snellen yang diletakkan dengan jarak sekitar 6 meter dari tempat duduk pasien. Jika terdapat kelainan refraksi pada mata, pemeriksa kemudian akan menggunakan alat mirip kacamata yang disebut phoropter guna menentukan ketebalan lensa kacamata yang cocok digunakan oleh pasien. 4. Pemeriksaan lapang pandang Tujuan pemeriksaan ini adalah menilai kemampuan mata pasien dalam melihat suatu benda di sekitar ketika mata terfokus pada satu titik. Pada pemeriksaan ini, pasien akan diminta duduk dan menutup salah satu matanya menggunakan tangan. Kemudian, dokter akan mengarahkan pasien untuk memfokuskan pandangan pada satu titik di depan mata yang terbuka. Setelah itu, dokter akan menggerakkan jarinya atau benda tertentu dari berbagai sisi dan pasien biasanya akan diminta mengatakan “iya” ketika benda tersebut atau jari dokter mulai terlihat. 5. Tes buta warna Tes buta warna paling sering dilakukan dengan metode Ishihara. Pada metode ini, pasien akan diminta menyebutkan tampilan angka atau pola tertentu yang muncul di kartu berwarna khusus. Apabila penglihatan normal, maka pasien dapat melihat angka yang tertera pada kartu tersebut. Namun, jika pasien mengalami buta warna, maka angka tersebut akan tidak terbaca atau tampak seperti angka lainnya. 6. Tonometri Tonometri merupakan tes untuk mengukur tekanan di dalam bola mata atau tekanan intraokular TIO. Fungsi tes ini adalah memeriksa apakah ada penyakit yang dapat meningkatkan tekanan bola mata, misalnya glaukoma. Metode pemeriksaan tonometri yang umum dilakukan ada dua, yaitu Tonometri aplanasi Pada pemeriksaan ini, dokter akan memberikan obat tetes mata yang berisi anestesi lokal di kedua mata pasien dan pewarna khusus pada mata. Setelah beberapa menit, ketika efek obat bius lokal sudah mulai bekerja, pasien akan diminta duduk di depan slit-lamp dengan mata terbuka. Setelah itu, dokter akan menempelkan alat khusus di kedua permukaan bola mata pasien guna menilai tekanan di dalam bola. Tonometri nonkontak Tonometri nonkontak menggunakan udara yang ditiupkan ke mata. Pada pemeriksaan ini, tidak ada alat yang ditempelkan ke bola mata, jadi tidak terasa sakit. Itulah beberapa pemeriksaan mata yang akan dilakukan saat Anda melakukan check-up kesehatan mata. Ingat, meski Anda tidak memiliki keluhan atau penyakit mata, tetap jalani pemeriksaan mata setidaknya setiap 2 tahun sekali. Jika Anda mengalami keluhan pada mata, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.
Pemeriksaan dan konsultasi mata adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mengetahui kualitas penglihatan dan lapang pandang. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mendiagnosis gangguan pada mata dan menentukan penanganannya dengan tepat. Umumnya, tes mata dianjurkan untuk dilakukan secara rutin, meskipun tidak ada keluhan, dengan tujuan untuk mendeteksi gangguan pada mata sejak dini. Hal ini penting, mengingat gangguan mata yang masih dalam tahap ringan bisa terjadi tanpa menyebabkan gejala yang disadari penderitanya. Indikasi Pemeriksaan dan Konsultasi Mata Seberapa sering pemeriksaan dan konsultasi mata dilakukan umumnya tergantung pada usia pasien. Penjelasannya adalah sebagai berikut Bayi Saat lahir, mata bayi sebaiknya diperiksakan untuk memastikan tidak ada infeksi, cacat lahir, katarak, glaukoma, dan tumor mata. Pemeriksaan mata selanjutnya disarankan ketika bayi berusia 6–12 bulan. Tujuannya antara lain untuk memeriksa perkembangan ketajaman penglihatan mata, gerakan otot, dan koordinasi kedua mata. Balita Pemeriksaan mata pada balita dapat dilakukan ketika usianya 3–5 tahun. Hal ini bertujuan agar gangguan mata yang rentan terjadi pada balita, seperti mata malas amblyopia, mata juling, dan rabun jauh, dapat terdeteksi sejak dini. Anak-anak dan remaja Pada rentang usia ini, rabun jauh merupakan masalah pada mata yang paling sering terjadi, tetapi jarang disadari. Oleh karena itu, agar rabun jauh bisa dideteksi dan ditangani lebih dini, anak-anak dan remaja disarankan untuk memeriksakan kondisi mata sebanyak 1–2 kali setahun. Dewasa Pemeriksaan dan konsultasi mata pada orang dewasa dengan kondisi mata yang sehat dianjurkan sebagai berikut Usia 20–39 tahun tiap 5–10 tahun sekali Usia 40–54 tahun tiap 2–4 tahun sekali Usia 55–64 tahun tiap 1–3 tahun sekali Usia 65 tahun ke atas tiap 1–2 tahun sekali Sementara itu, orang dengan kondisi berikut ini memerlukan pemeriksaan dan konsultasi mata yang lebih sering Menggunakan kacamata atau lensa kontak Menderita diabetes Menderita tekanan darah tinggi hipertensi Memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga Rutin mengonsumsi obat-obatan yang memengaruhi kesehatan mata, misalnya kortikosteroid, tamsulosin, pil KB, obat kolesterol, antihistamin, diuretik, dan antidepresan Selain sebagai pemeriksaan kesehatan rutin, pemeriksaan dan konsultasi mata juga dianjurkan bagi orang yang mengalami gejala berikut Mata merah dan nyeri Pandangan kabur Penglihatan ganda Sensitif terhadap cahaya Terdapat objek kecil yang melayang pada penglihatan floaters Peringatan Pemeriksaan dan Konsultasi Mata Rangkaian tes dalam pemeriksaan dan konsultasi mata tidak menyakitkan dan aman untuk dilakukan. Namun, ada beberapa hal yang perlu pasien ketahui sebelum menjalani pemeriksaan dan konsultasi mata, yaitu Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan, suplemen, atau produk herbal. Beri tahu dokter jika menderita gangguan pada mata atau penyakit lain. Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap obat tetes mata. Beberapa prosedur pemeriksaan mata dapat melibatkan pemberian obat tetes mata yang dapat mengganggu penglihatan selama beberapa jam. Oleh karena itu, disarankan untuk mengajak kerabat atau keluarga guna mendampingi selama dan setelah prosedur. Sebelum Pemeriksaan dan Konsultasi Mata Pemeriksaan dan konsultasi mata akan dilakukan oleh dokter mata. Tidak ada persiapan khusus untuk melakukan pemeriksaan ini. Akan tetapi, pasien dianjurkan untuk mempersiapkan pertanyaan yang ingin diajukan ke dokter agar bisa mendapatkan informasi selengkap-lengkapnya. Selain itu, pasien yang sebelumnya sudah menggunakan kacamata atau lensa kontak disarankan untuk membawanya bersama dengan resep kacamata sebelumnya bila ada. Prosedur Pemeriksaan dan Konsultasi Mata Pemeriksaan dan konsultasi mata biasanya berlangsung 45–90 menit. Lama pemeriksaan mata tergantung dari metode pemeriksaan yang dilakukan dan kondisi mata pasien secara keseluruhan. Pemeriksaan mata diawali dengan sesi konsultasi. Pasien dianjurkan untuk menginformasikan keluhan yang dirasakan, baik yang berhubungan atau tidak dengan mata. Dokter mata juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan keluarga, termasuk riwayat penyakit mata, serta obat-obatan yang sedang digunakan. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara langsung dengan mengamati kemungkinan adanya gangguan pada kelopak mata, bulu mata, dan bola mata bagian depan. Setelah itu, pemeriksaan bisa dilanjutkan dengan beberapa rangkaian tes, seperti 1. Tes ketajaman penglihatan Tes ketajaman penglihatan atau pemeriksaan visus mata dilakukan dengan menampilkan bagan berisi huruf-huruf dengan ukuran bervariasi, yang disebut snellen chart. Pasien akan diposisikan dengan jarak 6 meter dari snellen chart, lalu diminta untuk melihat sekaligus menyebutkan huruf-huruf yang ditunjuk oleh dokter. Jika hasil tes ketajaman penglihatan tidak normal, dokter akan melakukan uji refraksi untuk menentukan ukuran kacamata atau lensa kontak yang tepat. 2. Uji refraksi Uji refraksi umumnya dilakukan menggunakan metode trial and error dengan alat menyerupai kacamata, bisa dengan phoropter atau trial lens. Ketika pasien memakai phoropter atau trial lens, dokter akan mengganti-ganti lensa alat ini hingga pasien dapat melihat jelas huruf-huruf yang tadinya tidak terlihat di snellen chart. Dengan trial lens, dokter juga akan menyesuaikan kenyamanan lensa yang sedang dicobakan untuk pemakaian sehari-hari. Pasien akan diminta berjalan, melihat ke sekelilingnya, atau membaca, kemudian menillai apakah lensa tersebut sudah cocok untuknya. Tes ini berguna untuk mendeteksi gangguan refraksi, seperti rabun jauh miopi, rabun dekat hipermetropi, mata tua presbiopi, dan mata silinder astigmatisme, sekaligus untuk menentukan resep kacamata atau lensa kontak. 3. Tes lapang pandang Tes lapang pandang berguna untuk mengukur seberapa luas pandangan mata seseorang jika dibandingkan dengan luas pandang mata normal. Dokter akan meminta pasien untuk menatap objek yang terletak di garis tengah dari hadapan pasien. Selagi melihat objek tersebut, pasien diminta untuk memberi tahu dokter tentang objek lain yang bergerak menyamping. Seberapa jauh objek lain tersebut masih dapat dilihat oleh mata, tanpa menggerakan bola mata, dari situlah dokter menilai seberapa luas lapang pandang seseorang. Tes lapang pandang ini berguna untuk mengukur jangkauan penglihatan yang bisa menurun akibat glaukoma atau stroke. 4. Tes slit lamp Tes slit lamp dilakukan menggunakan alat yang dapat menembakkan sinar berbentuk garis tipis ke dalam mata. Dengan slit lamp, dokter dapat melihat kelainan pada kelopak mata, kulit dan jaringan di sekitar mata, permukaan bola mata kornea dan konjungtiva, selaput pelangi iris, dan lensa dengan lebih jelas. Terkadang, dokter dapat memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil, sehingga bagian mata yang terletak lebih dalam dapat terlihat lebih jelas. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kelainan lensa mata katarak, retina ablasi retina, dan degenerasi makula. 5. Tonometri Tonometri menggunakan alat bernama tonometer untuk mengukur tekanan di dalam bola mata. Tes ini akan membantu dokter dalam mendiagnosis glaukoma. Jenis tonometer berbeda-beda. Ada tonometer yang secara manual langsung disentuhkan ke permukaan bola mata, ada pula yang berupa mesin digital dan tidak perlu bersentuhan langsung. Jika menggunakan tonometer manual, pasien akan diberikan obat tetes bius, sehingga prosedur ini tetap nyaman untuk dijalani. Selain dengan tonometer, tes tekanan bola mata juga dapat dilakukan menggunakan jari dokter dengan merasakan konsistensi dari bola mata pasien. Namun, pemeriksaan ini bersifat subjektif. 6. Ultrasonografi USG mata USG mata menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran struktur dalam mata. Tes ini berguna untuk mengevaluasi tumor mata, katarak, atau perdarahan di retina. 7. Analisis kornea dan retina Dengan mesin tertentu, dokter dapat menganalisis kelainan lengkungan pada kornea yang bisa menyebabkan gangguan penglihatan, seperti astigmatisma. Tes ini juga berguna untuk mengevaluasi bentuk kornea pasien sebelum menjalani LASIK, menerima transplantasi kornea, atau memilih lensa kontak yang tepat. Selain kornea, permukaan dan seluruh lapisan retina juga bisa dipetakan menggunakan komputer. Pemeriksaan ini akan memudahkan dokter untuk menganalisis penyakit retina yang sulit diperiksa dengan pemeriksaan yang lebih sederhana, seperti slit lamp atau oftalmoskop. 8. Fluorescein angiogram Tes ini dilakukan dengan menyuntikkan zat pewarna khusus kontras yang disebut fluorescein ke dalam pembuluh darah di lengan. Zat ini akan bergerak dengan cepat menuju pembuluh darah di dalam mata. Kamera khusus digunakan untuk memotret aliran zat tersebut di dalam pembuluh darah belakang mata. Tes ini akan memudahkan dokter untuk mendeteksi gangguan aliran darah di dalam retina serta kelainan pada pembuluh darah di mata. Tidak semua pemeriksaan di atas akan dilakukan setiap konsultasi mata. Dokter akan menentukan pemeriksaan yang dibutuhkan pasien berdasarkan usia, keluhan, dan kondisi mata pasien. Setelah Pemeriksaan dan Konsultasi Mata Setelah pemeriksaan, dokter akan menginformasikan hasil tes kepada pasien. Dari hasil tes tersebut, dokter akan menyimpulkan beberapa hal kepada pasien, yaitu Ada tidaknya gangguan yang terjadi pada mata pasien Apakah pasien perlu menggunakan alat bantu penglihatan atau mengganti lensa kacamata yang sudah digunakan Perlu tidaknya dilakukan penanganan lanjutan, selain penggunaan alat bantu penglihatan Efek Samping Pemeriksaan dan Konsultasi Mata Efek samping pemeriksaan dan konsultasi mata dapat terjadi jika dokter melakukan pelebaran pupil dilatasi dengan obat tetes mata kepada pasien. Efek samping dilatasi sendiri umumnya hanya terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Beberapa efek sampingnya adalah Sensitif terhadap cahaya Penglihatan kabur Sulit fokus ketika melihat objek yang dekat Rasa perih ketika obat tetes mata dimasukkan
pemeriksaan mata untuk menentukan kacamata yang sesuai tts